
Dari Keamanan Menuju Kepercayaan: Jalan Panjang Pengabdian Polri
Oleh: Rahmat wilantara
Lahat — dalam segala suasana baik di bawah terik matahari atau di tengah dinginnya malam, langkah Polri tak pernah surut. Berseragam cokelat, dengan senyum yang mencoba ramah di balik rutinitas yang padat, para anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus mengabdi untuk satu tujuan: menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Namun, perjalanan Polri tidak hanya soal patroli atau menangkap pelaku kejahatan. Ini adalah perjalanan panjang menuju kepercayaan publik yang utuh.
Perjalanan panjang itu dirangkai dalam rentetan peristiwa, dedikasi, dan transformasi yang tiada henti. Dari hari ke hari, Polri tidak hanya dituntut profesional, tetapi juga humanis.
Di tengah sorotan masyarakat dan derasnya arus informasi, institusi ini dituntut berbenah. Polri hari ini bukan hanya aparat penegak hukum, melainkan juga pelayan masyarakat dan sahabat bagi rakyat kecil.
Pengabdian Tak Mengenal Waktu
Di pelosok desa, di lereng bukit, bahkan hingga ke pulau-pulau terluar, personel Polri hadir dengan satu misi: menjaga stabilitas. Mereka bukan hanya berjaga di pos atau mengatur lalu lintas di persimpangan kota. Mereka juga menjadi tenaga pendamping petani, guru dadakan di daerah konflik, hingga relawan saat bencana menerjang.
Seperti yang dilakukan Polres Lahat baru-baru ini. Dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79, Polri hadir bukan dengan seremoni semata. Di Desa Muara Lawai, mereka turun tangan langsung menangani dampak jembatan roboh yang menyebabkan kemacetan dan lumpuhnya jalur logistik. Kapolres Lahat AKBP Novi Ediyanto, S.I.K., M.I.K., terjun langsung ke lokasi, mengatur strategi lalu lintas dan memastikan keselamatan masyarakat.
Sebuah aksi nyata, bahwa pengabdian polisi bukan hanya ketika sirene berbunyi.
Polri dan Sentuhan Kemanusiaan
Bakti sosial, bantuan kesehatan, dan program kemasyarakatan menjadi bagian tak terpisahkan dari wajah Polri masa kini. Di Kecamatan Pseksu, misalnya, Kapolsek IPDA Zulkarnain, S.H., M.H., bersama jajaran tak hanya menjalankan tugas keamanan, tetapi juga membagikan sembako kepada warga kurang mampu dan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) dalam program “Pober Bang Pseksu”.
Aksi-aksi seperti ini membuktikan bahwa Polri tak sekadar hadir sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai bagian dari solusi sosial. Mereka menyambangi rumah-rumah warga, berbicara dari hati ke hati, dan hadir sebagai tangan negara yang mengayomi.
Kepercayaan yang Diperjuangkan
Namun, membangun kepercayaan bukan perkara instan. Masa lalu penuh dinamika menjadi pelajaran berharga. Polri sadar bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, adalah cerminan wajah institusi. Oleh karena itu, transformasi dilakukan secara menyeluruh—dari reformasi birokrasi, peningkatan kompetensi SDM, hingga keterbukaan informasi.
Kapolres Lahat dan jajarannya, melalui pendekatan humanis dalam setiap kegiatan—seperti Jumat Curhat, dialog terbuka dengan warga, dan respon cepat terhadap laporan masyarakat—berupaya menepis kesan kaku dan menakutkan. Polisi kini ingin lebih dekat, menjadi sahabat, bukan sekadar aparat.
“Polri tidak boleh lagi hanya hadir saat ada kejahatan. Kita harus ada sebelum masalah terjadi, menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,” ujar AKBP Novi Ediyanto dalam salah satu kegiatan tatap muka bersama tokoh masyarakat.
Teknologi dan Transparansi
Polri juga terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Di era digital, keterbukaan informasi dan pelayanan berbasis teknologi menjadi keniscayaan.
Pelayanan SKCK online, pengaduan berbasis aplikasi, hingga kehadiran di media sosial, menjadi upaya Polri untuk semakin mendekatkan diri dengan publik.
Namun, semua itu bukan tanpa tantangan. Informasi hoaks, provokasi digital, dan opini negatif bisa menyebar lebih cepat dari fakta. Di sinilah konsistensi dan kerja nyata menjadi pembeda. Masyarakat akan menilai bukan dari slogan, tapi dari kehadiran nyata di tengah persoalan.
Peran Media dan Masyarakat
Kepercayaan terhadap Polri juga sangat bergantung pada bagaimana media menyampaikan informasi dan bagaimana masyarakat bersikap adil dalam menilai.
Media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi publik, sementara masyarakat punya peran untuk mendukung langkah positif dan memberi masukan yang konstruktif.
Kolaborasi antara Polri, media, dan masyarakat menjadi kunci penting dalam membangun iklim keamanan yang sehat. Ketika semua pihak merasa saling memiliki tanggung jawab, maka keamanan bukan lagi tugas tunggal kepolisian, tetapi komitmen bersama.
Dari Jalan Sunyi ke Jalan Terang
Pengabdian Polri adalah perjalanan panjang yang tak selalu disorot kamera. Banyak kisah pengorbanan yang terjadi dalam diam. Namun, dari langkah-langkah sunyi itu, lahirlah kepercayaan yang perlahan tumbuh. Dari sinilah kita belajar, bahwa keamanan dan kepercayaan tidak bisa dibeli atau dipaksakan—keduanya harus dibangun dengan kerja nyata dan hati yang tulus.
Di Hari Bhayangkara ke-79 ini, Polri menegaskan komitmennya: terus berbenah, terus mengabdi. Karena hanya dengan kepercayaan rakyat, Polri bisa benar-benar menjadi pelindung dan pengayom sejati. Dari keamanan menuju kepercayaan—itulah jalan panjang pengabdian Polri
(Rwt/tim,)