
Palembang , 14 Februari 2025 – Fenomena NEET (Not in Education, Employment, or Training) semakin marak di kalangan Generasi Z (Gen Z), yakni mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012. Banyak anak muda yang memilih tidak melanjutkan pendidikan, tidak memiliki pekerjaan, serta tidak mengikuti pelatihan keterampilan.
Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pemuda berusia 18–29 tahun yang tergolong NEET di Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari ketatnya persaingan kerja, tekanan ekonomi, hingga masalah kesehatan mental yang semakin banyak dihadapi oleh anak muda.
Tekanan Ekonomi dan Pasar Kerja yang Sulit
Banyak Gen Z menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Persaingan di dunia kerja semakin ketat, sementara banyak perusahaan lebih memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Selain itu, upah minimum yang rendah dan tingginya biaya hidup di kota-kota besar membuat banyak anak muda enggan memasuki dunia kerja konvensional.
Banyak lowongan pekerjaan yang mengharuskan pengalaman kerja minimal dua tahun, padahal kami baru lulus kuliah. Akhirnya, saya memilih freelance dan belum mencari pekerjaan tetap,” ujar Raka (24), seorang lulusan universitas yang kini bekerja sebagai pekerja lepas di bidang desain grafis.
Masalah Kesehatan Mental di Kalangan Gen Z
Selain faktor ekonomi, tekanan sosial dan mental juga menjadi penyebab utama meningkatnya jumlah Gen Z NEET. Stres akademik, ekspektasi keluarga, serta dampak dari pandemi COVID-19 membuat banyak anak muda mengalami burnout sebelum benar-benar memasuki dunia kerja.
Psikolog klinis, dr. Indira Setiawan, mengungkapkan bahwa banyak anak muda yang mengalami quarter-life crisis, di mana mereka merasa bingung dengan arah hidup dan merasa tidak siap menghadapi dunia kerja.
Banyak yang mengalami kecemasan tinggi terhadap masa depan. Rasa takut gagal dan kurangnya dukungan sosial membuat mereka memilih untuk diam di rumah dan menghindari dunia kerja,” jelasnya.
Budaya Digital dan Gaya Hidup Online
Kemajuan teknologi juga berkontribusi terhadap fenomena ini. Banyak Gen Z yang lebih nyaman berada di dunia digital, menghabiskan waktu di media sosial, bermain game, atau menonton konten hiburan dibanding mencari pekerjaan. Meskipun beberapa memanfaatkan internet untuk menghasilkan uang, banyak yang justru mengalami keterasingan sosial dan kehilangan motivasi untuk mencari pekerjaan tetap.Dampak dan Solusi untuk Mengatasi Fenomena Gen Z NEET
Meningkatnya jumlah NEET di Indonesia tentu berdampak pada berbagai aspek, baik secara individu maupun nasional. Secara pribadi, mereka yang berada dalam kategori ini cenderung mengalami isolasi sosial, kepercayaan diri rendah, dan kehilangan keterampilan kerja. Sementara itu, dari segi ekonomi, tingginya jumlah anak muda yang tidak produktif dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan beban sosial bagi negara.
Pemerintah dan berbagai lembaga mulai berupaya mengatasi fenomena ini dengan memberikan program pelatihan keterampilan, beasiswa pendidikan, dan peluang kerja magang bagi anak muda. Selain itu, edukasi mengenai kesehatan mental serta dorongan untuk mengambil pekerjaan di bidang freelance dan ekonomi digital juga mulai diperkenalkan sebagai solusi alternatif bagi mereka yang belum siap terjun ke dunia kerja konvensional.
Dengan adanya kesadaran akan fenomena ini, diharapkan lebih banyak anak muda yang dapat menemukan jalan mereka, baik melalui pendidikan, pelatihan keterampilan, maupun pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
(Reporter: Ripal Diansyah)