Lensa-Informasi.Com – OKI, Sumsel – Dalam rangka memperingati haul Syekh Abdul Qodir Jaelani, Syekh Ahmad Jauhari, serta para guru dan masyayikh yang telah wafat, Pondok Pesantren Amiyadt Darussalam menggelar acara Ijazah Kubro pada Senin (28/7/2025).
Kegiatan tersebut berlangsung di aula utama pesantren yang berlokasi di Desa Tegal Rejo, Kota Baru, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Acara yang berlangsung dengan khidmat ini dihadiri ratusan santri, alumni, masyarakat umum, serta tokoh-tokoh ulama dari berbagai daerah. Hadir secara khusus, ulama karismatik KH. Imam Muhayat, yang memimpin langsung pembacaan ijazah serta memberikan tausiah dan nasihat keagamaan kepada para hadirin.
Dalam ceramahnya, KH. Imam Muhayat menekankan pentingnya menjaga kesinambungan sanad keilmuan serta tradisi ijazah sebagai warisan keilmuan Islam. “Melalui acara seperti ini, para santri tidak hanya mendapatkan ilmu secara formal, tetapi juga barokah dari silsilah keilmuan yang sampai kepada Rasulullah SAW,” tuturnya.
Sementara itu, KY. Muhammad Muchlisin, selaku pengasuh Pondok Pesantren Amiyadt Darussalam, menyampaikan bahwa kegiatan haul dan ijazah kubro ini merupakan bagian dari tradisi pesantren yang harus terus dilestarikan.
“Ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi merupakan bentuk cinta dan penghormatan kita kepada para guru dan ulama terdahulu. Dengan mengingat jasa mereka, kita berharap para santri memiliki rasa hormat, tawadhu’, dan semangat menuntut ilmu yang tinggi,” ujar KY. Muhammad Muchlisin.
Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana mempererat tali silaturahmi antar-santri, alumni, dan masyarakat luas, serta memperkuat komitmen pesantren dalam mencetak generasi berilmu yang berakhlak karimah.
Acara ditutup dengan pembacaan manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani, doa bersama, serta pembagian ijazah amalan kepada seluruh peserta yang hadir.
Suasana haru dan khidmat terasa hingga akhir acara, menandakan besarnya kecintaan masyarakat terhadap tradisi keilmuan Islam yang diwariskan para ulama.(Red).
