Lensa-informasi.com,Banyuasin, 15 Desember 2025 — Warga Desa Talang Kemang, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, kian dibuat resah oleh sikap PT Melania/Samrock yang dinilai sewenang-wenang dan mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Buruknya kondisi jalan yang selama ini menjadi akses utama warga disebut sebagai bukti nyata ingkarnya perusahaan terhadap kesepakatan yang telah dibuat bersama DPRD Kabupaten Banyuasin.
Dalam kesepakatan resmi di ruang rapat DPRD Banyuasin, pihak perusahaan berkomitmen untuk melakukan perawatan jalan. Namun fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Jalan justru dibiarkan rusak parah, berlumpur, dan menyerupai kubangan, tanpa ada upaya perbaikan serius dari perusahaan.
Salah satu pengguna jalan mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap PT Melania/Samrock yang dinilai kebal hukum dan tidak memiliki empati kemanusiaan.
“Jangankan dengan warga, dengan karyawan yang bekerja di perusahaan saja jalan ini seperti kubangan babi. Ini bukti tidak ada toleransi dan kepedulian,” ungkapnya dengan nada geram.
Di tempat terpisah, Wasito, warga Talang Kemang, menegaskan bahwa persoalan kerusakan jalan bukan masalah baru. Namun kondisinya semakin parah sejak tahun 2023.
“Masalah jalan ini sudah lama menjadi penderitaan warga. Puncaknya sejak 2023, ketika ada lahan perusahaan yang ditelantarkan hampir tiga tahun. Sejak itu PT tidak mau lagi merawat jalan,” jelasnya.
Menurut Wasito, kuat dugaan perusahaan enggan melakukan perawatan karena lahan tersebut sudah tidak produktif dan tidak lagi menguntungkan bagi perusahaan.
“Karena tidak ada tanaman dan dianggap tidak memberi keuntungan, jalan pun dibiarkan rusak. Ini jelas bentuk penindasan terhadap warga,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa warga Desa Talang Kemang telah menempuh berbagai jalur untuk mencari keadilan, mulai dari mengadu ke DPRD Kabupaten Banyuasin, DPR RI, hingga melaporkan persoalan ini ke Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Agung, bahkan melakukan aksi orasi di Kementerian ATR/BPN RI.
“Kami minta peninjauan ulang HGU PT Melania. Kami menduga ada sesuatu yang sangat khusus sehingga perusahaan ini seolah kebal. Wakil rakyat seperti tidak punya nyali melawan PT Melania,” ujarnya.
Wasito juga mengingatkan bahwa apabila terjadi aksi lanjutan yang sulit dikendalikan, hal itu merupakan akumulasi kekecewaan warga terhadap lambannya respons pemerintah dan aparat penegak hukum dalam menindaklanjuti laporan masyarakat.
“Kalau nanti terjadi demo susulan yang besar dan sulit dikendalikan, itu murni karena kekecewaan warga,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Melania/Samrock belum dapat dikonfirmasi dan belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan warga maupun kondisi jalan yang rusak parah tersebut. (Red)







