November 14, 2025

Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Hadir di Desa Sumber Bening Bengkulu

Rejang Lebong, Bengkulu (28/10) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali disosialisasikan di Bengkulu. Program MBG menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen bersama untuk memastikan generasi muda Indonesia tumbuh sehat dan cerdas melalui pemenuhan gizi yang berkualitas.
DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) digelar di Aula Desa Sumber Bening, Kecamatan Selubung Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, pada Jumat (24/10). Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Eko Kurnia Ningsih, Kepala Desa Sumber Bening Ruswanto, serta Tenaga Ahli Direktorat Promosi dan Edukasi Badan Gizi Nasional (BGN) Teguh Suparngadi, S.E.
Dalam sambutannya, Anggota Komisi IX DPR RI, Eko Kurnia Ningsih menegaskan pentingnya program MBG sebagai langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini.
“Program Makan Bergizi Gratis ini tidak hanya menurunkan angka stunting, tetapi juga meningkatkan kualitas pendidikan. Anak-anak yang mendapatkan asupan gizi cukup akan memiliki konsentrasi dan semangat belajar yang lebih baik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program tersebut.
Lebih lanjut, Eko mengajak seluruh elemen masyarakat Bengkulu untuk aktif mendukung pelaksanaan MBG. “Mari kita jadikan program ini sebagai gerakan bersama menuju Bengkulu yang lebih sehat, maju, dan sejahtera,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sumber Bening, Ruswanto, menyampaikan apresiasi kepada DPR RI dan BGN yang telah memilih desanya sebagai lokasi pelaksanaan sosialisasi. “Kami merasa bangga dan berterima kasih karena desa kami menjadi bagian dari upaya besar meningkatkan gizi anak-anak bangsa. Kami siap mendukung penuh pelaksanaan program MBG agar berjalan berkelanjutan,” ujarnya.
Dari pihak BGN, Teguh Suparngadi menjelaskan bahwa MBG bukan sekadar program pemberian makanan, melainkan upaya menyeluruh untuk menata sistem pemenuhan gizi nasional. “Kami ingin memastikan tidak ada anak yang belajar dalam keadaan lapar. Program ini juga dirancang agar melibatkan UMKM lokal, petani, dan pelaku usaha kecil dalam penyediaan bahan pangan bergizi,” jelasnya.
Selain menekan angka stunting, MBG juga diharapkan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar melalui pengelolaan dapur MBG dan pelatihan tenaga masak yang higienis. Dengan empat standar utama kecukupan kalori, komposisi gizi, standar higienis, dan keamanan pangan MBG diharapkan menjadi pilar penting menuju Indonesia Emas 2045.
Program MBG di Bengkulu menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menghadirkan solusi berkelanjutan untuk masalah gizi, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat desa.