November 14, 2025

Lensa-informasi.com.— Tim Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Bandung menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Balai Kecamatan Muara Kuang, Kamis (30/10/2025). Kegiatan yang dipimpin oleh dosen ketua tim ekpedisi, Dr. Ir. Tien Lastini, S.Hut., M.Si. ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan—Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ogan Ilir, Kecamatan Muara Kuang, Balai Penyuluhan Pertanian, Kepala Desa se-Kecamatan Muara Kuang, tokoh masyarakat, dan perwakilan warga transmigran—untuk membahas permasalahan di kawasan transmigrasi Tanabang.

Dalam forum tersebut, peserta diskusi menyampaikan berbagai permasalahan mendasar terkait infrastruktur, seperti kondisi jalan dan jembatan yang rusak, pembangunan dan pemeliharaan kanal dalam sistem drainase, serta keterbatasan sarana pendidikan dan kesehatan.

Syahbudin, selaku warga transmigran menuturkan kondisi jalan yang rusak menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas masyarakat.

Jalan adalah akses utama yang mendukung mobilitas dalam perputaran ekonomi. Jalan yang rusak menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas masyarakat. Jembatan sebagai akses mengeluarkan hasil bumi juga hanya terbuat dari kayu yang tidak kokoh dan harus diperbaiki setiap tahun” ujarnya.

Sementara itu, Nurdin menyoroti perbaikan sistem drainase dengan pembangunan dan pemeliharaan kanal.

Kawasan transmigrasi dengan jenis lahan rawa sering banjir, sehingga pembangunan dan

pemeliharaan kanal menjadi penting untuk dilakukan. Kanal berfungsi untuk mengatur dan

mengendalikan aliran air sehingga mencegah genangan dan mengurangi risiko banjir” jelasnya.

Menurut Ponirin, infrastruktur krusial lain yang perlu menjadi perhatian adalah sarana pendidikan dan kesehatan.

Sekolah hanya ada SD di SP1 dengan fasilitas yang kurang memadai. Selain itu, layanan kesehatan juga sudah tidak berjalan, sehingga ketika sakit harus periksa ke puskesmas dengan jarak 13 km dari SP2. Seharusnya puskesmas pembantu yang ada di SP1 dan SP2 tidak hanya sekedar bangunan, tetapi ada tenaga medis yang bertugas di kawasan transmigrasi sehingga ketika keadaan darurat bisa segera ditangani” sarannya.

FGD ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menyusun rekomendasi yang tepat dan implementatif untuk evaluasi kawasan transmigrasi ke depan menjadi lebih baik.

 

Penulis: Fina Tazkiyah