Lensa-informasi.com.– Tim Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir menggelar Focus Group Discussion (FGD) di kawasan Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Tanabang, Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Kecamatan Muara Kuang ini menjadi wadah bagi masyarakat transmigran untuk menyampaikan aspirasi dan mencari solusi bersama atas berbagai persoalan yang dihadapi selama lebih dari satu dekade terakhir di kawasan transmigrasi tersebut.
Dalam forum tersebut, sebagian besar warga mengungkapkan keluhan terkait belum terbitnya sertifikat tanah yang telah diurus sejak hampir sebelas tahun lalu.
Berkas kami sudah lama diserahkan, tapi sampai sekarang belum ada kepastian. Kami hanya ingin hak kami diakui secara resmi,” ujar salah satu perwakilan masyarakat UPT Tanabang.
Selain masalah sertifikat, masyarakat juga menyoroti keterbatasan infrastruktur jalan menuju lahan usaha, sulitnya akses irigasi, serta belum meratanya bantuan pertanian yang mendukung peningkatan kesejahteraan warga.
Pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Ogan Ilir menyampaikan komitmennya untuk menindaklanjuti berbagai masukan masyarakat.
Kami memahami keresahan warga, terutama terkait status lahan. Namun penyelesaiannya memerlukan koordinasi lintas instansi, khususnya dengan pihak Kantor Pertanahan. Kami akan berupaya agar proses ini menjadi prioritas dalam pembahasan lintas sektor,” ujar Erwin Sani, S.Sos, selaku Sekretaris Disnakertrans Ogan Ilir yang hadir mewakili pimpinan.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kabupaten Ogan Ilir tidak dapat hadir dalam kegiatan FGD Tim Ekspedisi Patriot karena sedang mendampingi Bupati menghadiri pertemuan Sistematis Peraturan Daerah Lintas Sektoral tentang Tata Ruang di Jakarta.
Adapun pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Ogan Ilir juga tidak ikut hadir dikarenakan sedang menyusun laporan akhir bulanan.
Meski demikian, Tim Ekspedisi Patriot ITB mencatat seluruh aspirasi masyarakat untuk diteruskan dalam laporan rekomendasi yang akan disampaikan ke instansi terkait di tingkat kabupaten maupun Kementerian.
Kegiatan FGD yang difasilitasi oleh Tim Ekspedisi Patriot ITB ini juga melibatkan diskusi kelompok kecil yang membahas empat aspek utama: ekonomi, sosial dan kelembagaan, infrastruktur, serta ekologi.
Dari hasil diskusi kelompok, diperoleh kesimpulan bahwa kejelasan status lahan menjadi faktor kunci dalam meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan transmigrasi.
Ketidakpastian sertifikat tanah membuat masyarakat sulit mengakses bantuan, modal, maupun program peningkatan produktivitas. Masalah ini menjadi akar dari banyak persoalan lain,” jelas Dr. Ir. Tien Lastini, S.Hut., M.Si, selaku Ketua Tim Ekspedisi Patriot ITB.
Melalui kegiatan ini, Tim Ekspedisi Patriot ITB berharap hasil kajian dan aspirasi warga dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan pusat dalam merumuskan kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi yang berkelanjutan dan berpihak pada masyarakat.
“Suara masyarakat Tanabang menjadi dasar penting dalam penyusunan rekomendasi yang akan kami laporkan ke Kementerian Transmigrasi,” tambah Tien Lastini.
(Maria Gabriela Sabandar)







