
Bengkulu, lensainfromasi.com- Sejak januari hingga Agustus 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat kasus Diare akut mencapai angka 7.964.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Ruslian, SKM., M.Si., mengatKan, diare akut merupakan salah satu penyakit yang timbul akibat perubahan cuaca.
”Diare dan ISPA merupakan diagnosa terbanyak dari kunjungan masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas atau rumah sakit,” ujar Ruslian saat diwawancarai, Sabtu (07/09/2024).
Dikatakan Ruslian, penyakit diare akut dapat terjadi karena masuknya bakteri atau kuman kedalam perut melalui perantara tanah yang tidak higienis ketika makan.
”Jika kita menyentuh banyak permukaan yang terkontaminasi dengan bakteri atau virus, maka tangan tersebutlah sebagai perantara bakteri dan kuman itu masuk ke mulut kita, sehingga kalau dia masuk ke mulut bisa menyebabkan infeksi saluran nafas dan infeksi saluran pencernaan. Kalau infeksi saluran nafas dia bisa kena ISPA dan infeksi saluran pencernaan bisa tifoid atau diare,” jelas Ruslian.
Dinkes Provinsi Bengkulu menghimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat, hingga melakukan pesan germas (gerakan masyarakat).
”Pola hidup bersih dan sehat itu yang paling penting adalah cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah banyak menyentuh permukaan barang dan sebagainya. Jadi tetap melakukan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan pesan germas,” imbuhnya.
Untuk diketahui, kasus temuan penyakit diare akut tertinggi di wilayah Kota Bengkulu yakni mencapai angka 1.661 kasus. Lalu disusul Kabupaten Rejang Lebong 1.299 kasus, Mukomuko sebanyak 964 kasus, Bengkulu Utara 913 kasus, Lebong 885 kasus, dan Seluma 599 kasus.
Kemudian di Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 475 kasus, Bengkulu Selatan sebanyak 432 kasus, Kepahiang sebanyak 381 kasus, serta Kabupaten Kaur sebanyak 355 kasus.
Data ini berdasarkan data yang terinput dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), yakni sebuah sistem yang berfungsi dalam mendeteksi adanya ancaman indikasi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular yang dilaporkan secara mingguan dengan berbasis komputer.(Rls)